Perbedaan Cerita Fiksi dan Non Fiksi Bahas Indonesia
Apa Sih Perbedaan Cerita Fiksi dan Non Fiksi?
Halo teman kesempatan kali ini, mimin mau ngejelasin perbedaan cerita fiksi dan non fiksi, pastinya Kedua jenis narasi/cerita ini tentunya didapat saat belajar Bahasa Indonesia apabila tidak teliti, pengertiannya dapat membangongkan, maksut mimin membingungkan. Jujur aja mimin nilainya dulu pas UN paling jelek nilai bahasa indonesia. Tapi tenang mimin udah belajar kok apa pengertian dan penjelasannya dari kedua jenis cerita ini.
Ingat ada beberapa yang kerap salah mendefinisikan atau mengartikan. Ditambah dengan beberapa orang biasa, yang tidak paham menahu dunia sastra dan dunia buku. Oleh karena itu, artikel ini kali akan diulas dan kupas ketidaksamaan narasi/cerita fiksi dan non fiksi apa itu saja sich.langsung baca pembahasan di bawah ini.
![]() |
Perbedaan Cerita Fiksi dan Non Fiksi |
Pemahaman narasi/cerita Fiksi
Narasi/cerita Fiksi yang memiliki sifat angan-angan, buatan, eksperimen manusia. Lebih detilnya narasi/cerita fiksi ialah satu kreasi yang bercerita suatu hal yang tidak ada (HALU) dan tidak ada berdasarkan kenyataan, hingga tak perlu cari kebenarannya di dunia riil.
Contoh : Fabel, hikayat, dongeng, legenda, cerpen.
Pemahaman narasi/cerita Non Fiksi
Narasi/cerita yang memiliki sifat sebetulnya, bukti, faktual dan bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya (ada saksi mata, rekaman atau bukti yang lain). Juga bisa disimpulkan sebagai kreasi sastra yang dicatat berdasar pengkajian keilmuan dan atau pengalaman.
Contoh : Biografi, OtoBiografi, Riwayat.
Perbedaan Cerita Fiksi dan Non Fiksi
Ketidaksamaan ke-2 tipe narasi/cerita ini yang paling mencolok ialah dari sisi wujud penulisannya. Dari sisi penulisannya, narasi/cerita fiksi dicatat berdasar khayalan dan kreativitas yang karakternya angan-angan. Hingga penulis bebas akan tuliskan dan tuangkan berbentuk apa saja. Karena karakternya kangan-angan, karena itu penulisan fiksi lebih bebas, sedikit di mengatur oleh ketentuan ini itu, terutama dalam teknik penulisan menggunakan bahasa yang tida baku atau sesuai ejaan EYD.
Satu diantara keunggulan penulisan fiksi ialah, gagasan dan ide lebih terlepas biasanya banyak penulis atau novelis. Tulisan yang dikenal juga lebih imajinatif serta lebih mengunggah emosi pembaca. Pembaca seakan dapat rasakan emosi yang didatangkan penulis. Namun, dari sisi penulisan fiksi, setiap penulis mempunyai kekhasannya masing-masing serta mempunyai triknya semasing.
Sama seperti yang telah saya sebut di atas barusan jika, penulisan fiksi dicatat tanpa ketentuan dan bebas tertuang. Walau bebas, penulisan fiksi ada banyak elemen yang perlu ada pula loh. Beberapa unsur itu harus sesuai elemen topik, elemen figur, elemen jalur, elemen latar, elemen karakter dan paling akhir ialah elemen instruksi atau pesan dari penuis. Ke enam elemen itu harus berada di dalam penulisan fiksi.
Dari sisi memiliki bentuk juga, fiksi mempunyai beberapa wujud yang kemungkinan telah kamu baca dan kamu dapatkan. Yakni ada novel, narasi/cerita pendek, dongeng, komik dan buku biografi figur. khusus biografi, memang memusingkan, itu masuk kelompok fiksi atau non fiksi, karena novel biografi masih tetap dibubuhi dengan majas dan tambahan subyektifitas dari penulisnya.
Cerita Non-Fiksi
a. Memiliki sifat Angan-angan
ciri-ciri pertama narasi/cerita fiksi dicatat memiliki sifat angan-angan . Maka apa yang dikisahkan ialah TIDAK FAKTA. Tulisan itu cuman dicatat berdasar tekad sang penulis . Maka apa yang tidak ada, dapat di selenggarakan. Apa yang mustahil, dapat memungkinkan di buku ataupun tulisan ini, kata anak gaul sekarang halu sih.
b. Penulisan Memakai Bahasa Majas
penulisan memakai bahasa majas. Ada banyak wujud majas, dimulai dari majas hiperbola, personifikasi, paradok dan ada banyak kembali, mustahil saya sebut satu satu di sini. Pemakaian majas ini pulalah yang semaking hidupkan rasa tulisan jadi lebih sentimentil.
c. Memakai Style Bahasa
memakai tata bahasa. tata bahasa ini susah, karena tiap penulis mempunyai watak dan kekhasan masing-masing berkaitan tata bahasa yang dipakai. Karena tata bahasa ini pulalah yang jadikan narasi/cerita ini semakin lebih hidup atau mungkin tidak.
Kontradiksi dari narasi/cerita fiksi. narasi/cerita non fiksi dari sisi memiliki bentuk dicatat lebih resmi. Dari sisi penulisan tulisan juga ada beberapa aturan yang perlu harus dituruti. misalkan, sesuai EYD, harus sesuai bukti, sesuai ketentuan main yang berjalan, perlu dilaksanakan riset, eksperimen dan lain-lain. Bergantung dari wujud tulisan yang bakal dicatat.
Jumlah narasi/cerita nonfiksi memang semakin banyak macamnya dibanding dengan narasi/cerita fiksi. Beberapa macam narasi/cerita nonfiksi ini mencakup riset, skripsi, kreasi ilmiah, karya tulis, buku motivasi, buku ajar, buku rujukan dan ada banyak kembali. Jumlahnya jenis dan tipe itu mempunyai ketentuan penulisan berbeda.
Walau tiap macamnya mempunyai ketentuan penulisannya masing-masing. Pada dasarnya, narasi/cerita non fiksi dicatat memakai bahasa ibu (sebagai bahasa nasional), memakai EYD yang benar dan baik (menghindar bahasa lokal atau wilayah) dan penulisan harus juga memberikan sumber rujukan yang dipakai, sebagai rasa pertanggungjawabann dari penulis pada hasil kreasinya.
Secara detil ketidaksamaan ke-2 nya, ialah pada narasi/cerita non fiksi memakai data yang lebih komplet . Maka sumber diambil darimanakah, itu penting diperlihatkan. Dapat diperlihatkan di bagian kepustakaan atau rujukan dan dicatat di tubuh tulisan tersebut.
Ke-2 tipe narasi/cerita ini mempunyai ciri-ciri uniknya semasing. Mungkin kamu juga terlatih menulis narasi/cerita non fiksi ini.langsung, berikut ciri-cirinya.
Cerita Fiksi
a. Tidak memakai tata bahasa
Kontradiksi atau berlawanan dari narasi/cerita fiksi. narasi/cerita nonfiksi tidak memakai tata bahasa. Tujuannya ialah penulisan dicatat memakai bahasa catat yang apa adannya, sesuai bukti, rujukan dan sesuai apa yang diketemukan di atas lapangan.
b. Memakai bahasa yang karakternya denotatif
Tipe narasi/cerita ini dicatat memakai bahasa yang karakternya denotatif. Di mana penulisan tidak memakai bahasa tersurat atau dikatakan otomatis. Kebalikannya, penulisan buku nonfiksi dikatakan langsung tanpa penyekat talenta yang berlebih-lebihan.
c. Berupa artikel ilmiah bersumber dari
narasi/cerita non fiksi dicatat berupa artikel ilmiah. namannya ilmiah, sudah tentu dari sisi memiliki bentuk tidak dapat seenak penulis, sesuai hasil riset, bidang kajian, dan bersumber dari jurnal atau textbook. karena ada ketentuan main sendiri.
d. Dicatat berdasar pengkajian
Ke-4, tipe narasi/cerita ini dicatat berdasar pengkajian, penilaian atau hasil dari riset. Berlaku berdasar pengkajian literatur juga bisa juga. Kuncinya ada sumber yang diacu. Beberapa sumber yang dipakai berikut yang dipertanggungjawabkan atas tulisan yang kamu bikin.
Itulah ketidaksamaan narasi/cerita fiksi dan non fiksi, mudah-mudahan dengan pembahasan itu kamu dapat pahami lebih detil serta lebih tahu bagaimana dan seperti apakah bedanya ke-2 nnya. Hingga dengan membaca artikel ini, kamu juga tidak salah mendefinisikan di antara cerifa fiksi dan non fiksi.